4 Hal ini Bisa jadi Biang Keroknya, Rontok Rambut Anak

 4 Hal ini Bisa jadi Biang Keroknya, Rontok Rambut Anak

Masalah kerontokan rambut tak hanya dapat menyerang orang dewasa, tapi pun anak-anak 1-3 tahun. Kerontokan rambut pada umur tersebut, lagi pula yang tidak jarang terjadi, tak boleh disepelekan. Sebaiknya Anda menggali penyebabnya sebab rambut rontok dapat jadi pertanda situasi tertentu. Setelahnya, barulah diskusikan dengan dokter tentang penanganan dan penyembuhan yang tepat.

Penyebab nonmedis rambut rontok pada anak

Rambut anak yang rontok dapat terjadi secara nonmedis. Misalnya, rambut bayi baru bermunculan rontok saat sejumlah bulan kesatu kehidupannya, kemudian diganti dengan rambut yang lebih permanen.

Seiring meningkatnya usia, ada sejumlah faktor yang menjadi pemicu kerontokan rambut nonmedis pada anak, yaitu:

Penggunaan bahan kimia yang keras dan riskan dalam produk perawatan rambut
Mengeringkan rambut memakai hair dryerdengan suhu yang terlampau tinggi
Mengepang atau mengikat rambut terlampau kencang
Kebiasaan menyisir atau menyikat rambut anak yang masih dalam suasana basah
Gesekan dengan bantal dan permukaan lainnya yang tidak jarang ditiduri anak-anak
Kerontokan rambut anak yang mempunyai sifat nonmedis dapat ditanggulangi dengan menghindari faktor-faktor penyebab di atas.

Penyebab medis rambut rontok pada anak
Jika rambut anak tidak jarang rontok atau jumlahnya berlebihan, terkadang ada dalil medis yang jadi penyebab kerontokan. Di antaranya merupakan:

1. Tineakapitis
Tineakapitis—atau kurap kepala—adalahinfeksi jamur pada kulit kepala yang sering dirasakan anak-anak. Gejala penyakit ini dapat berbeda-beda. Namun, lazimnya kulit kepala anak bakal terasa paling gatal. Di samping itu, kulit kepala anak bakal terlihat bersisik, berwarna merah, dan kadang bengkak dampak terlalu tidak jarang digaruk.

Kebotakan dapat terjadi pada lokasi yang terinfeksi. Biasanya, pada unsur kepala yang merasakan kebotakan, akan terlihat titik-titik hitam yang sebetulnya adalahrambut yang sudah patah.

Mengingat tineakapitis ialah penyakit menular, pastikan anak tidak berbagi benda apa juga dengan orang lain, terutama benda yang menyentuh kepala topi, bantal, gunting rambut, atau sisir.

2. Alopeciaareata

Berbeda dengan tineakapitis, alopeciaareata merupakan situasi rambut rontok yang tidak menular. Kondisi ini diakibatkan oleh sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang folikel rambut. Folikel rambut sendiri bermanfaat sebagai unit perkembangan pada masing-masing batang rambut.

Apabila folikel rambut merasakan kerusakan, ini berarti tidak terdapat rambut yang tumbuh di folikel tersebut. Akibatnya, hadir kebotakan di wilayah kepala tertentu yang seringkali tampak mulus, berbentuk lingkaran atau oval, dan berwarna merah muda pucat.

Kondisi ini dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak kambuh lagi. Namun, pada sejumlah anak ada pun yang merasakan sejumlah episode sembuh dan kambuh hingga sejumlah kali, sampai akhirnya rambut permanennya dapat tumbuh. Apabila kerontokan yang dirasakan anak lumayan luas, perkembangan rambutnya dapat sama sekali tidak terjadi.

3. Telogeneffluvium

Telogeneffluvium ialah kerontokan rambut yang diakibatkan karena anak menderita stres berat atau depresi, sesudah operasi, cedera parah, pemakaian obat tertentu, demam tinggi, infeksi berat atau penyakit lainnya, serta evolusi hormon secara tiba-tiba.

Kondisi ini dapat menyebabkan kebotakan beberapa atau seluruhnya. Sampai ketika ini, belum terdapat tes khusus guna diagnosis telogeneffluvium. Biasanya, dari kondisi stres, perkembangan rambutnya bakal kembali normal. Ini lazimnya memakan waktu selama enam bulan sampai setahun atau lebih.

4. Penyebab lainnya

Rontoknya rambut pada anak berusia 1-3 tahun juga dapat didasari oleh kelemahan zink, penyakit berhubungan hormon, serta anemia.