Warga Tertipu Video Hoax Bayi Tangkal Corona, Makan Telur Rebus


Video hoax bayi baru lahir dapat bicara dan dapat menangkal penyebaran virus Corona atau Covid-19 viral di media sosial.

Dalam video tampak mulut bayi terlihat komat-kamit. Ia berbaring di keranjang bayi dan terlihat laksana sedang diwawancara.

“Mama telur mama telur, tidak boleh lupa jam 12 separuh malam, mama telur rebus tidak boleh lupa, mama telur rebus tidak boleh lupa satu orang satu mama,” katanya.

Warga lantas membagikan video itu di media sosial. Tak tidak banyak warga yang tertipu. Bahkan, terdapat yang langsung menelepon keluarganya guna segera mengemban anjuran si bayi.

“Saya ditelepon family dari Kendari. Suruh rebus telur yang dierami induknya bikin dimakan tengah malam. Katanya dapat cegah Corona. Untungnya di lokasi tinggal saya gak terdapat telur yang dierami,” kata Suriani, penduduk Luwu Timur, Sulawesi Seletan.

Tak lama sesudah video kesatu viral, beredar lagi video kedua dengan bayi yang sama.

Pada video kedua ini, dia meminta penduduk yang sudah santap telur rebus tengah malam untuk santap tai ayam satu sendok.

“Setelah santap telur rebus, santap satu sendok tai ayam nanti malam. Satu sendok tai ayam,” katanya.

Video tersbut dijamin hoax alias video editan. Suara yang tersiar dalam video tersebut bukan suara bayi, tetapi suara orang dewasa.


Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Sumut, Aris Yudhariansyah, angkat bicara berhubungan telur rebus yang dianggap dapat menangkal Corona.

Ia menyinggung telur rebus memang mempunyai kandungan gizi tertentu, namun belum ada riset yang menyinggung mengonsumsi telur rebus dapat menangkal Corona.

“Telur rebus itu tidak sedikit kandungan baiknya. Mungkin kebetulan aja dapat meningkatkan stamina dan lain-lain sebab protein di dalam telur,” katanya.

Dia juga meminta penduduk tak gampang percaya pada informasi yang tak jelas asalnya.

Aris mengimbau penduduk tetap hidup sehat. Dia mengingatkan warga mengawal kebersihan.

“Hidup sehat, santap yang bergizi. Sumber protein kan tidak saja telur. Jangan terlalu gampang percaya,” ujar Aris.